Esposin, BOYOLALI – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali melalui Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) menggelar agenda Boyolali Tourism Fest 2024. Acara digelar di Alun-alun Lor Boyolali, Jumat-Sabtu (25-26/10/2024). Dalam agenda tersebut, digelar beberapa acara mulai dari penampilan musisi lokal yaitu band hip hop Paskot Kerp, Om Sorayya, The Glory, Babylon, hingga penyanyi Ajeng Febria.
Kepala Disporapar Boyolali, Budi Prasetyaningsih, mengungkapkan ada pula bazar usaha pariwisata serta pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) sebanyak 60 stan. Terdapat pula sosialisasi gempur rokok ilegal, festival drumband tingkat TK/PAUD dan SD/MI, hingga festival hadrah tingkat SD/MI/Pondok Pesantren/TPQ.
“Pada Jumat pagi ada pula kegiatan dialog travel yang diikuti PHRI, Asita, dan Dinas Pariwisata se-Soloraya,” kata perempuan yang akrab disapa Ning tersebut. Ia mengatakan peringatan digelar dengan membarengkan peringatan hari pariwisata dunia yang digelar pada 27 September 2024 dan hari ekonomi kreatif pada 24 Oktober 2024 yang dijadikan menjadi satu. Ning menjelaskan hari pariwisata dunia adalah agenda dari United Nation World Tourism Organization (UNWTO). Kegiatan tersebut bertujuan untuk mendorong perkembangan pariwisata di berbagai penjuru dunia, tak terkecuali di Boyolali.
Sementara itu, Sekda Boyolali, Wiwis Trisiwi Handayani, yang membuka acara mengatakan dua agenda peringatan digelar dalam waktu satu waktu demi efisiensi. Acara juga digelar di Alun-alun Lor Boyolali, Wiwis menilai acara Pemkab Boyolali sangat sering dilaksanakan di Alun-alun Kidul Boyolali. “Terima kasih kepada Bu Ning yang telah memeriahkan dan memanfaatkan satu tempat yang luar biasa, mestinya juga difungsikan sebagaimana Alun-alun Kidul yang sering dan sudah rutin digunakan,” kata dia.
Wiwis juga mengatakan salam hormat dari Bupati Boyolali, M. Said Hidayat, yang berhalangan hadir. Ia juga berterima kasih kepada para tamu yang datang dalam peringatan tersebut. “Ini adalah acara Boyolali Tourism Fest yang kedua oleh Pemkab Boyolali,” kata dia. Wiwis mengenang bagaimana Bupati Boyolali Seno Samodro bertahun-tahun yang lalu berpikir agar Boyolali semakin banyak disinggahi. Karena itu dia membuat banyak ikon di Kota Susu. “Ikon sapi ndekem Rp2,5 miliar, ikon patung kuda [simpang lima] hampir Rp6 miliar, sampai sirkuit lalu Stadion Kebo Giro. Kebetulan itu zaman saya menjadi Kepala Disporapar,” kata dia.
Ia mengingat dulunya Stadion Kebo Giro adalah kebun dan merupakan tanah kas Desa Paras. Pemkab Boyolali lalu babat alas dan membuat Stadion Kebo Giro. Wiwis mengatakan saat ini stadion tersebut telah memberikan pendapatan asli daerah (PAD). Wiwis juga menilai Boyolali memiliki potensi alam dan buatan. Sebagai contoh ada Wisata Edukasi Religi Qolbu, awalnya tidak ada pikiran untuk ada pendapatan.
“Akan tetapi pada 2024 ini, Wisata Edukasi Religi Qolbu yang banyak dikunjungi wisatawan baik dari Jawa Tengah bahkan provinsi lain, ternyata sangat luar biasa. Orang-orang melirik Boyolali untuk manasik haji, target pendapatan hampir Rp6 miliar,” kata dia.
Add a Comment